Menkes Sebut Penyakit ‘jamur hitam’ Belum Terdeteksi di Indonesia

Jakarta – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan penyakit ‘mukormikosis’ atau jamur hitam yang berisiko menginfeksi pernapasan pasien COVID-19 hingga saat ini belum terdeteksi di Indonesia.

“Itu adanya di India. Tapi di kita (Indonesia) belum ya,” kata Budi saat ditanya terkait penyakit jamur hitam di Indonesia usai meresmikan Sentra Vaksinasi Traveloka di Tangerang Selatan, Rabu pagi.

Sementara itu Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Agus Dwi Susanto dalam keterangan tertulis kepada wartawan mengemukakan pandemi COVID-19 saat ini masih menjadi masalah kesehatan hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia.

“Kabar terbaru, beberapa negara seperti di India dan Malaysia terjadi pelonjakan kasus yang sangat signifikan,” katanya.

Di India, kata Agus, banyak ditemukan kasus jamur hitam sebagai infeksi mematikan yang muncul pada pasien yang terjangkit virus corona.

“Pasien yang terinfeksi jamur hitam menyebabkan perubahan warna pada mata dan hidung, penglihatan kabur, nyeri dada, dan kesulitan bernapas,” katanya.

Untuk itu Perhimpunan Dokter Paru Indonesia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi jamur hitam, khususnya pada kalangan penderita COVID-19.

Baca juga: Program Vaksinasi Gotong Royong sudah mencakup 1.933 pekerja di Bekasi
Baca juga: 594 PMI masih jalani karantina di Batam

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Persahabatan Erlina Burhan mengatakan jamur hitam berisiko memicu alergi hingga menginfeksi saluran pernapasan, otak manusia bahkan memicu kematian.

Erlina mengatakan konsumsi steroid berkepanjangan pada proses penyembuhan pasien COVID-19 berpotensi memicu jamur hitam di tubuh penderita.

“Penggunaan steroid jangka panjang bisa menurunkan sistem imun. Kalau menyerang pernapasan, tentu bisa sesak bahkan lumayan hebat kalau disertai COVID-19 yang diderita pasien,” ujarnya. (Ant)